Abina KH. Ihya' Ulumiddin saat memberikan tausiyah kepada peserta PMKDI |
Sebelum pengajian oleh Abina, terlebih dahulu materi PMKDI hari terakhir diisi oleh Ustadzah Masitha Achmad Syukri, M.Hum. Pada materi ini para
peserta diminta untuk menuliskan alasan mengikuti PMKDI pada selembar kertas
post it. Kemudian tulisan tersebut ditempel pada papan tulis secara rapi.
Selain menuliskan alasan
mengikuti PMKDI, Ustadzah Masitha kemudian mengajak peserta untuk bermain. Peserta ikhwan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok Abu
Bakar Ash-Shiddiq dan Kelompok Umar bin Khattab. Sedangkan peserta akhwat hanya
menjadi satu kelompok.
Oleh Ustadzah Masitha peserta
diberikan satu paket lego yang harus dijadikan sebuah istana. Dengan waktu
maksimal 20 menit seluruh kelompok harus mampu menyelesaikan tugas dari Ustadzah
Masitha. Pada game kali ini tampak para peserta bersemangat melaksanakan
instruksi.
Tepat pada pukul 09.00 ulama yang
ditunggu-tunggu oleh peserta yaitu K.H Ihya’ Ulumiddin rawuh di Masjid
Nuruzzaman Universitas Airlangga. Setelah beristirahat sejenak, beliau kemudian
memberikan tausiyah kepada peserta PMKDI.
Kali ini beliau membahas Surat
Al-Baqarah ayat 247 mengenai Bani Israil yang menginginkan mejadi seorang raja.
Pemuka Bani Israil berkata jika diangkat menjadi seorang raja, dirinya akan
berjihad di jalan Allah. Namun Allah telah mengangkat Thalut menjadi raja bagi
Bani Israil. Thalut sendiri dianugerahkan oleh Allah SWT ilmu yang luas serta
badan yang kuat.
Di samping itu, beliau
menjelaskan sampai hari kiamat tiba umat muslim harus berjihad fii sabilillah.
Jihad bukan saja secara fisik maupun non fisik. Jihad sendiri ialah membela
agama Allah. Bukan hanya lewat perang saja, tapi bisa dengan hal-hal yang lain.
Ketika agama Allah diganggu maka kita sebagai muslim wajib membelanya
semaksimal mungkin.
Beliau menggambarkan hal tersebut
dalam permainan sepak bola. Dalam permainan sepak bola terdapat sebelas pemain
yang bertanding. Sedangkan yang lainnya hanya sebagai penikmat atau penonton
saja. Maka usahakanlah kita harus ikut menjadi pemainnya.
Dari ilustrasi tersebut beliau
menyampaikan jika agama Allah sedang diganggu maka kita harus ikut berjuang.
Jangan jadi kelompok yang hanya melihat ketika agama Allah diganggu oleh orang
lain. Di akhir tausiyah beliau berpesan
sebaiknya umat Islam itu memiliki wiridan Yng rutin. Baik berupa perbuatan
maupun ucapan. Karena itu merupakan wasilah atau perantara untuk mencari ridho
Allah. Dan berjihadlah di jalan Allah SWT.
Setelah tausyiah dari K.H. Ihya’
Ulumiddin selesai, para peserta diarahkan kembali menuju aula ikhwan lantai
dua. Di sana para peserta melanjutkan kembali materi yang disampaikan oleh
Ustadzah Masitha sampai pukul 17.00.
Kemudian acara dilanjutkan dengan kata motivasi oleh Ustadz Jabbir Abdillah. Beliau berpesan di era yang sudah krisis pemimpin muslim yang berkomitmen dengan ajarannya, peserta PMKDI harus siap menjadi pemimpin yang taat dan berkomitmen. Selain itu juga harus peka terhadap keadaan. Jika Islma dilecehkan maka kita wajib untuk membelanya. Perjuangan para wali harus kita lanjutkan.
Sebagai penutup acara PMKDI,
dilaksanakan doa yang dipimpin oleh Ustadz Masykur Ismail. Dilanjutkan dengan
bersalaman dengan pemateri dan seluruh peserta antara ikhwan dengan ikhwan dan
akhwat dengan akhwat. Kemudian diakhiri dengan foto bersama. (NN)
Komentar