Awal tahun 2016, tepatnya tanggal 9 dan 10 Januari, keluarga besar Pesantren Mahasiswa (Pesma) Baitul Hikmah bersama santri Taman Pendidikan Quran (TPQ) Nurul Hidayah, mengadakan ziarah wali ke di Jawa Tengah. Sebelum bertandang ke Jawa Tengah, perjalanan dimulai dengan sowan ke Makam Sunan Ampel di Surabaya. Selepas berdoa, rombongan langsung bergegas menuju ke Sunan Muria di Kudus Jawa Tengah. Tepat menjelang magrib, rombongan kami tiba. Gerimis hujan dan hawa dingin gunung Muria tidak mematah semangat jamaah untuk menuju makam Sunan Muria yang berada di atas gunung. Sebagian dari kami, utamanya yang muda memilih untuk berjalan kaki melawati jalan setapak yang membentang bersama sederetan penjual oleh-oleh khas Muria. Namun, tidak sedikir juga dari ibu-ibu jamaah utamanya yang memilih menaiki ojek, ya cukup murah.
Magrib menyapa, dan alam dengan teduhnya mulai menyibak malam. Perjalanan kami berlanjut menuju ke Sunan Kudus. Makam waliyu Allah yang terletak di pusat Kota Kudus ini menyadarkan kami, akan megahnya sebuah akulturasi budaya. Menara kudus yang sepintas seperti bangunan pura, seakan mengambarkan besarnya sumbangsih peradaban yang saling membaur kala itu. Di Masjid Agung Menara Kudus ini kami juga menyempatkan sejenak untuk menunaikan salat jamaah. Sembari melepas lelah dan meniliki nuansa percampuran budaya jawa dan arab. Kewajiban usai ditunaikan, kami pun bergegas menuju makam yang terletak di belakang masjid. Lagi-lagi, kompleks saat kami mulai memasukki area pemakaman, nuansa jawa masa lalu seakan hidup kembali, hampir semua sudut di sepanjang kompleks pemakaman yang kami lalui didesain secara klasik, subhanallah.
Malam semakin menikam, saat lelah mulai menjamah tiap diri jamaah. Perjalanan berlanjut ke makam Sunan Kalijaga. tepat di daerah Kadilangu Demak. Di sini kami mencari penginapan untuk beristirahat sembari mempersiapkan tenaga untuk hari kedua.
Masih ingin menikmati Demak lebih lama, kami menuju ke Masjid Agung Demak. Tempat yang menjadi saksi, akan peristiwa besar masa lalu yang kini mulai pudar sejarahnya. Masjid yang menyimpan beragam bukti akan kekuatan peradaban Islam di tanah jawa.
Selepas dari Demak, kami langsung melanjutkan perjalanan ke Semarang, ibu kota Provinsi Jawa Tengah ini tidak hanya terkenal dengan lawang sewunya. Kota yang memiliki pelabuhan Tanjung Mas ini, juga memiliki masjid yang bernuansa 3 negara dan 2 benua. Masjid Agung Jawa Tengah, nampak dari depan kita akan disuguhkan dengan pilar besar seperti coloseum di Roma Italia. Di tengah bayang rongga, nampak 6 payung besar yang mirip dengan payung yang ada di Masjid Nabawi di Madinah. Nah, semakin mendekati dalam masjid, rombongan disuguhkan dengan atap masjid yang mirip joglo.
Selepas dari Semarang, kami langsung bertandang ke Blora Mustika. Salah satu kota kecil yang berbatasan langsung dengan Jawa Timur. Di Blora, kami beristrihat sekaligus bersilaturahmi ke rumah saudara Sunardi, salah satu santri pesma yang juga ketua rombongan. Tak berselang lama, kami pun langsung berbegas kembali menuju Surabaya. (nui)
Komentar