Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu mengisahkan, “Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hari kiamat, “Kapankah kiamat datang?” Nabi pun shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Orang itu menjawab, “Wahai Rasulullah, aku belum mempersiapkan shalat dan puasa yang banyak, hanya saja aku mencintai Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Maka Rasulullah pun shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seseorang (di hari kiamat) akan bersama orang yang dicintainya, dan engkau akan bersama yang engkau cintai.” Anas pun berkata, “Kami tidak lebih bahagia daripada mendengarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Engkau akan bersama orang yang engkau cintai.’” Anas kembali berkata, “Aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar dan Umar, maka aku berharap akan bisa bersama mereka (di hari kiamat), dengan cintaku ini kepada mereka, meskipun aku sendiri belum (bisa) beramal sebanyak amalan mereka.” (HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya, lihat Fath al-Bari [X/557 no: 6171] dan at-Tirmidzi dalam Sunan-nya [2385])
Lalu bagaimana cara mencintai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam..??
Pertama, mari memperbanyak membaca sholawat, baik yang sirr maupun yang jahr, baik dengan lisan, maupun dengan hati.
Salah satu tanda orang yang sedang jatuh cinta adalah ia sering menyebut dan mengingat nama orang yang dicintai. Maka jika kita benar-benar mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maka perbanyaklah membaca sholawat. “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.S. Al-Ahzab: 56)
Allohumma sholli ‘ala Muhammad
Selanjutnya, kalau kita benar-benar cinta kepada beliau, ya mari kita jadikah beliau sebagai tokoh idola, tokoh panutan dan teladan. Jadi idola kita bukanlah artis-artis Ibu Kota itu, bukan artis luar negeri itu, bukan mereka, idola kita adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ayo kita kaji kemuliaan akhlaq beliau, dan mari kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Beliau itu jujur, tidak pernah berbohong, bahkan ketika bergurau pun beliau senantiasa jujur. Beliau itu suka memberi, setiap hari beliau menanggung makan 70 ahli shuffah, para sahabat yang tidak punya rumah dan mereka tinggal di masjid Nabawiy. Beliau itu pemaaf. Sahabat Anas bin Malik pernah berkata, “selama 20 tahun aku menjadi pembantu Nabi, tidak pernah sekalipun beliau berkata kasar kepadaku”.
Mari kita mencintai Nabi Muhammad, dengan banyak bersholawat dan meniru akhlaq beliau. (tj)
Komentar