PESMA NEWS – PMKDI TD merupakan kegiatan yang
diselenggarakan Pesantren Mahasiswa Baitul Hikmah yang bekerjasama dengan Lazis
Al Haromain dan Masjid Nuruzzaman. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama tiga
hari dan berakhir pada Ahad, (27/1) di Aula Ikhwan Masjid Kampus B Universitas
Airlangga.
Setelah mendapatkan materi selama dua hari, peserta dibimbing oleh Ustadz
Muhtar Tajuddin, S.Hum., mengenai bagaimana membangun tim dan mempraktikannya
secara langsung. Secara berkelompok, para peserta diberikan suatu masalah dan
harus memecahkannya. Namun, masalah tersebut tidak akan bisa dipecahkan jika
hanya diselesaikan oleh satu tim saja. Masalah tersebut akan bisa terpecahkan
jika semua kelompok saling bekerjasama. Dari sesi tersebut, para peserta
menyadari bahwa kerjasama dengan siapapun sangat membantu dalam menyelesaikan
suatu masalah.
Setelah materi membangun tim, pada sesi kedua peserta diberikan pemahaman
mengenai tafsir al-Maidah ayat 511 oleh Ustadz M. Masykur Ismail, S.S. Pada
kesempatan itu, Ustadz Masykur menjelaskan asbabun nuzul Q. S. Al-Maidah: 51
yaitu ayat tersebut turun setelah kekalahan umat Islam pada perang Uhud.
Setelah mengalami kekalahan ada orang munafik yang beralih untuk meminta
perlindungan kepada kelompok Yahudi dan Nasrani. Dalam tafsir lain disebutkan
ayat tersebut turun karena Abdullah ibn Ubay ibn Salul menyatakan takut terjadi
bencana yang akan menimpa dirinya jika ia terlepas dengan kaum Yahudi. Kemudian
Abdullah ibn Ubay ibn Salul menjadikan Yahudi sebagai teeman setianya, maka
turunlah ayat tersebut.
Sementara itu, Direktur Lazis al-Haromain, Ustadz Jabir Abdillah, S.Si
memaparkan materi mengenai membangun dasar-dasar kepemimpinan visioner pada
sesi ketiga. Ustadz Jabir menjelaskan, dasar kepemimpinan visioner ialah yang
memiliki sifat seperti para Nabi yaitu Shidiq, amanah, tabligh, dan fathonah.
Menjadi pemimpin yang visioner, tambah Ustadz Jabir, membutuhkan langkah
yang panjang. Pendidikan yang baik sejak dini akan secara otomatis menanamkan
nilai dan ajaran agama secara mendalam pada anak. Selain itu anak juga akan
paham arah dan tujuan hidup untuk apa. Oleh karena itu penempaan, pembiasaan,
dan pelatihan akan dasar-dasar kepemimpinan sangat penting untuk dimulai sejak
dini.
“Hal yang dilakukan secara berulang-ulang pada masa kecil akan menancap
pada diri anak tersebut sampai ia besar,” tambahnya.
Dalam sesi terakhir, peserta diberikan materi mengenai bagaimana
mengidentifikasi masalah dan alternatif solusinya oleh Ustadz Abdul Hakim, Apt.,M.Si. Menurut Ustadz Abdul
Hakim, masalah merupakan sesuatu yang tidak diharapkan oleh setiap orang.
Masalah memiliki makna variatif tergantung individu masing-masing. Sebuah
masalah yang dialami seseorang belum tentu menjadi masalah bagi orang lain.
Masalah tak selamanya memberikan nuansa negatif bagi yang mengalaminya. Ada
beberapa manfaat di balik sebuah masalah yang timbul. Dari suatu masalah orang
akan mendapat pemicu untuk lebih baik lagi. Selain itu adanya masalah juga
sebagai indikator saatnya evaluasi diri, alat uji, serta pelebur dosa. Oleh
karena itu, wajar jika setiap muslim hendaknya bersyukur ketika mendapatkan
suatu masalah.
“Kita tidak perlu lari dari masalah karena di dunia ini di manapun ada
masalah. Ingatlah dalam Surat al-Insyirah sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,” pungkasnya. (M. Najib Rahman/Nuri Hermawan)
Komentar