Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Penerimaan SANTRI BARU Angkatan 2017

Pesantren Mahasiswa Baitul Hikmah Surabaya membuka pendaftaran santri baru untuk angkatan 2017. Prosedur Pendaftaran Mengunduh dan mengisi formulir pendaftaran**  Melengkapi persyaratan yang diperlukan Mengumpulkan formulir pendaftaran yang telah diisi dan persyaratan pendaftaran ke Sekretariat. Mengikuti tes seleksi (baca Al-Qur'an, psikotes dan wawancara). *  Pengumuman hasil tes Syarat-Syarat Pendaftaran Mahasiswa Laki-laki Menyerahkan fotokopi ijazah/STTB yang dilegalisir 1 lembar Menyerahkan fotokopi Nilai Ujian Nasional yang dilegalisir 1 lembar Menyerahkan fotokopi nilai rapor kelas 3 SMA semester 1 dan 2, 1 lembar Menyerahkan fotokopi KTP dan KTM 2 lembar Menyerahkan fotokopi Kartu Keluarga 2 lembar Menyerahkan pas foto 4x6 2 lembar Menyerahkan surat pernyataan orang tua 1 lembar  Waktu Pendaftaran * 10-30 Juli 2017 Jadwal tes seleksi  Hari Senin, tanggal 31 Juli 2017, pukul 15.30 wib Di Pesantren Mahasiswa Baitul Hikmah Surabaya **Formu

Idul Fithri BUKAN Kembali Suci

Sebagian orang menerjemahkan kata Idul Fitri ke dalam bahasa Indonesia menjadi ‘kembali suci’. Apakah penerjemahan tersebut benar? Kata Idul Fitri berasal dari bahasa arab ‘id al-fihtr ( عِيْدُ الْفِطْرِ ). Kata ‘id ( عِيْدٌ ) berarti hari raya (Kamus Muthahar, hal. 783-784). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: يَا أَبَا بَكْرِ، إِنَّ لِكُلَّ قَوْم عِيْدًا ، وَهَذَا عِيْدُنَا “Wahai Abu Bakar, sesungguhnya setiap umat memiliki hari raya. Dan (hari) ini adalah hari raya kita”. (HR. Bukhari dan Muslim) Hari Raya Natal dalam bahasa arab disebut ‘idul milad ( عيد الميلاد ), artinya Hari Raya Kelahiran. Hari Raya Kemerdekaan disebut ‘idul istiqlal ( عيد الاستقلال ). Jadi ‘id bukan berarti ‘kembali’. Hari Raya disebut ‘Id karena hari tersebut dirayakan berulang-ulang setiap tahun. Selain Idul Fitri, umat Islam memiliki hari raya yang lain, yaitu ‘Id al-Adlha ( عِيْدُ الْأضحى ). Idul Adha berarti Hari Raya Hewan Sembelihan, bukan ‘kembali kepada hewa