Langsung ke konten utama

“Buk, Alhamdulillah kulo lolos ...”

Mungkin dalam benak anak-anak di seluruh negeri ini yang berasal dari keluarga yang kurang mampu merasa minder atau merasa tidak mungkin untuk menempuh pendidikan sampai perguruan tinggi. Faktor yang dapat menyebabkan hal ini bisa terjadi karena adanya anggapan bahwa kuliah itu mahal dan hanya diperuntukkan bagi kalangan menengah ke atas. Berawal dari anggapan ini akhirnya orangtua merasa kurang mampu untuk membiayai kuliah anaknya, sedangkan si anak akan merasa minder dan enggan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi karena keterbatasan ekonomi orangtua. Namun hal tersebut tidak terbukti karena kenyataannya saat ini sudah banyak beasiswa baik dari pemerintah, BUMN, maupun perusahaan-perusahaan swasta yang ditujukan untuk membantu mahasiswa yang kurang mampu untuk memenuhi biaya kuliah. Saya akan buktikan kalau anak miskin bukan berarti tidak pantas untuk kuliah, namun anak miskin justru mempunyai tekad kuat untuk menjadi orang besar di kemudian hari melaui beasiswa Bidik Misi.

Saya memilih bersekolah di SMA Negeri bukan tanpa alasan, karena mulai awal saya berkeinginan untuk kuliah. Pada awalnya memang sempat terbersit ingin masuk SMK supaya bisa segera bekerja dan membantu orangtua, namun niat mulai awal sudah bulat sehingga SMA adalah langkah awal saya untuk mewujudkan apa yang saya cita-citakan. Singkat cerita, pada jalur SNMPTN saya memilih Universitas Jember dengan prodi Manajemen sebagai pilihan pertama dengan alasan memilih PTN yang bisa memberi rasa aman bagi saya dalam arti saya akan mudah dan pasti lolos PTN dengan pertimbangan nilai raport dan berbekal tips-tips dan saran dari banyak pihak baik dari guru BK sendiri ketika konsultasi maupun dari pihak-pihak lain, seperti dari seminar berbagai lembaga bimbingan belajar di Blitar. Selain itu, keraguan dan ketakutan dalam menghadapi SBMPTN juga menjadi hal yang tidak terelakkan. Bayang-bayang akan soal-soal SBMPTN yang dianggap bagi banyak calon mahasiswa baru. Ternyata Allah berkehendak lain, hasil pengumuman menyatakan bahwa saya tidak lolos dan silahkan mencoba pada jalur SBMPTN. Tulisan itu tercantum di layar komputer warnet yang saya sewa untuk melihat pengumuman dengan warna yang bukan saya harapkan, yakni warna merah. Seketika itu aku terdiam, keringat dingin berkucuran dan rasa tidak percaya apa yang aku lihat juga terus menghantui. Tapi apa boleh buat kepercayaan diri yang terlalu tinggi justru membalikkan semuanya.

Tiga hari setelah pengumuman saya masih belum bisa bangkit, “ngedown” itulah istilah yang cocok untuk saya. Teringat kembali apa tujuan saya yaitu dengan melanjutkan studi di perguruan tinggi negeri, maka dengan niat yang mulai saya bangun kembali ditambah doa dan dukungan dari orang tua, serta semangat yang diberikan oleh para teman dan sahabat. Sadar saya tidak bisa mengikuti bimbel dalam menghadapi SBMPTN, kemudian saya berinisiatif membeli buku di bazar yang harganya relatif murah dan masih layak untuk dipakai sebagai latihan-latihan dalam mempersiapkan SBMPTN. Dengan selang waktu yang hanya sekitar satu bulan, maka megerjakan latihan-latihan soal saya intensifkan. Restu orangtua dan do’a-do’a khususnya saat sholat malam menjadi yang utama dalam usaha saya ini.

Tidak tahu kenapa di SBMPTN ini saya justru memilih PTN yang dari awal tidak saya perkirakan karena merasa minder dan termasuk jajaran PTN terbaik di Indonesia, yakni Universitas Airlangga yang lebih dikenal dengan sebutan UNAIR. Memang dengan memilih Unair sebagai pilihan pertama saya sempat ragu di awal apalagi dengan jalur SBMPTN yang sulit dan pesaingnya juga dari angkatan dari dua tahun di atas saya yang pastinya sudah memiliki pengalaman yang lebih. Namun itu semua tidak menyurutkan semangat saya dan makin terpacu untuk lolos dan diterima di Unair. Berbekal restu orang tua saya mengikuti tes dengan lancar dan mengerjakan sesuai dengan apa saja yang saya pelajari, apa yang sudah saya kerjakan dalam latihan, dan berharap dapat diterima di salah satu dari tiga PTN yang saya pilih. Dengan target hanya lolos PTN apapun itu, dan tidak menargetkan diterima di Unair sudah target yang realistis untuk saya. Namun semangat dan do’a dari orangtua, guru, bahkan dari seorang sahabat saya yang selalu yakin dengan kemampuan saya untuk diterima di Unair.

Hasil SBMPTN diumumkan pada pukul 14.00, namun saya memilih untuk melihat sekitar jam 16.00 dengan alasan ingin sholat dan berdo’a terlebih dahulu agar tenang dan dapat menerima apapun hasilnya. Saya berangkat ke warnet dan dengan bismillah saya langsung membuka pengumuman dan hasilnya begitu mengejutkan, bahkan saya tidak percaya sampai membuka pengumuman tersebut sebanyak tiga kali. Ternyata memang benar alhamdulillah saya diterima di Unair dengan prodi Ekonomi Islam. Dengan tetesan air mata haru saya menghampiri ibu saya yang masih sibuk dengan berjualan takjil karena pada saat itu memang di bulan Ramadhan. “buk, alhamdulillah kulo lolos.. UNAIR buk, UNAIR..”, ucapku dengan penuh semangat dan kucuran air mata. Kami berdua saling menangis haru saya peluk ibu saya tidak peduli walaupun di pinggir jalandan kami larut dalam keharuan. Berlanjut saya ke rumah untuk menemui bapak dan semuanya, tak lupa sujud syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang melimpahkan segala rizky-Nya kepada saya dan keluarga.
Bagi kalian yang mungkin kondisinya sedikit banyak sama dengan saya, jangan pernah menyerah buktikan kalau kita punya tekad itulah keunggulan kita, semangat untuk maju, semangat untuk menjadi orang besar yang tidak pernah melupakan darimana kita berasal. Keterbatasan ekonomi bukanlah penghmbat, namun tidak adanya niat untuk maju itulah yang membuat kita terbelakang dan terus menjadi orang yang kalah.

Oleh: M. Topan Ramadhan
Mahasiswa Ekonomi Islam’2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Dakwah Islam Tingkat Dasar (PMKDI TD) 2019

  “Karena Pemimpin itu dibentuk bukan dilahirkan” PESMA Baitul Hikmah Present: PMKDI (Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Dakwah Islam) Tingkat Dasar MATERI : Pada PMKDI Tingkat Dasar ini insyaallah peserta akan dilatih untuk memiliki jiwa kepemimpinan, menjadi pegiat dakwah Islam yang visioner, mengerti dasar-dasar organisasi, mampu mengelola diri & waktu, serta trampil dalam mengidentifikasi masalah & memberi solusi alternatif. PEMATERI : 📌 Akh. Muwafik Saleh, S.Sos, M.Si (Wakil Dekan FISIP Univ. Brawijaya Malang) 📌 Dr. Raditya Sukmana S.E., M.A. (Ketua Departemen Ekonomi Syariah FEB UNAIR) 📌 Ust. Abdul Hakim, Apt. M.Si. (Dosen UIN Maliki Malang, Ketua UKKI 1997-1998) 📌 Ust. Jabir Abdillah, S.Si. (Direktur Lazis Al-Haromain, Ketua UKKI 1991-1992) 📌 Usth. Masitha, A.S., M.Hum. (Dosen Linguistik FIB UNAIR, Ketua DPP Anshoriyah Persyadha Al-Haromain) 📌 Ust. Nanang Qosim, S.E., MPI. (Koordinator Dewan Syariah Nasiona

KH. DJAZULI UTSMAN (Sang Blawong Pewaris Keluhuran)

Penulis Review           : Moh. Saad Baruqi Pengarang                   : H. Imam Mu’alimin Tahun terbit                 : Agustus 2011 Judul buku                  : KH. DJAZULI UTSMAN (Sang Blawong Pewaris Keluhuran) Kota penerbit              : Ploso Mojo Kediri Penerbit                       : Pondok Pesantren Al Falah Ploso Mojo Kediri Tebal buku                  : 161 Halaman             Mas’ud atau yang lebih populer dikenal dengan sebutan KH. Djazuli Ustman adalah putra dari bapak naib dari Ploso Kediri yang bernama Mas Moh. Ustman Bin Mas Moh. Sahal. Sahal yang akrab dengan sebutan pak Naib ini memiliki kebiasaan rutin yang dilakukan sampai menjelang wafatnya. Bermula dengan bertemunya beliau dengan KH. Ma’ruf Kedunglo yang masih memiliki hubungan saudara dengannya. KH. Ma’ruf berpesan : “ Ustman, apabila kamu ingin anak-anakmu kelak menjadi orang yang berilmu, beramal dan bermanfaat, rajin– rajinlah bersilaturahmi dengan para ‘alim ‘ulama. Kalau tidak anak

Review Buku Quantum Ikhlas, The Power Of Positive Feeling

Judul Buku       :Quantum Ikhlas, The Power Of Positive Feeling Penulis :Erbe Sentanu Penerbit            :Elex Media Komputindo, Jakarta Cetakan           :I, 2007 TEBAL            :xxxvii + 236                                     Quantum Ikhlas, The Power Of Positive Feeling             Halaman Kebahagiaan adalah subjek primordial. Itulah sebagian yang akan diulas dalam buku Quantum Ikhlas, bagaimana mencari kebahagiaan secara praktis, seperti yang tertuang dalam kebijaksanaan nenek moyang, tuntunan agama, maupun penjelasan  ilmiah. Kebahagiaan itu merupakan sifat dasar alamiah atau fitrah manusia dan  karena  itu sewajarnya bisa dengan mudah kita raih.             Buku Quantum Ikhlas akan memandu pembaca untuk mendapat kepastian dalam menjalankan kehidupan, sehingga pembaca dengan lega bisa mengatakan “Ooo... begitu.... Itu sangat mudah”, dan begitu terjadi internal shift pergeseran posisi pandang di dalam, hidup Anda  otomatis  berubah di luar. Hal-hal yan