Assalamualaikum
warohatullohi wabarokatuh…
Ikhwani hafidzokumulloh (saudaraku yang
senantiasa dijaga oleh Allah), sering kali kita terlarut dalam hiruk pikuk
perkara dunia yang tiada habisnya. Bahkan kita sampai terlena dan melupakan
esensi dari dunia yang selama ini kita geluti. Sebenarnya apa sih yang kita
ingini di dunia ini?. mobil banyak, anak banyak, istri banyak, pekerjaan dengan
gaji tinggi, jabatan, atau harta yang turah-turah?.
Namun kita harus eling saudaraku,
kita ini hidup di dunia hanyalah sebentar. Setelah itu kita akan dihadapkan
pada alam akhirot yang lebih kekal dan hakiki.
Terlalu singkat hidup ini sebenarnya
jika kita dapat merenunginya. Jika kita menggunakannya hanya untuk duia saja,
lantas dimana jatah tabungan akhirot yang sebetulnya lebih patut kita penuhi
ketimbang dunia?.
Rosululloh
memberi wejangan kepada kita untuk menyiasati hal ini dalam sabdanya yang
berarti:
Diriwayatkan
dari imam muslim bahwa sholat dua rokaat sebelum subuh (Rok’ataal fajri) itu
lebih baik daripada dunia dan isinya. Lebih dari sekedar mobil
atau rumah mewah, Allah memberi jalan kepada hamba-Nya untuk menuju nikmat yang
telah dijanjikan-Nya. Cukup dua rokaat saja sebelum sholat subuh kita
laksanakan kita akan mendapatkan dunia seisinya bahkan lebih baik dari itu.
Sebenarnya
dunia ini bukanlah sesuatu yang notok
jedok berisi sesuatu yang baik. Bahkan dunia ini bukanlah apa-apa. Ibarat
masuk perguruan tinggi, hidup ini bagaikan tes SNMPTN untuk mencapai keputusan
kita diterima atau ditolak oleh universitas yang kita tuju.
Ada
sebuah cerita, ketika itu Rosululloh berkata kepada salah satu shohabat dengan
membawa bangkai kambing kecil dengan kuping cacat sebelah.
“Wahai sahabat, berkenankah kau atas
kambing ini?”
Jawab
sahabat “Tidak yaa Rosul, hidup pun
kambing itu saya tidak berkenan, apalagi mati.”
“Seperti inilah dunia dimata Allah.”
Timpal Rosululloh.
Demikianlah
esensi dunia yang sejatinya dimata Allah jika kita renungkan lebih dalam.
Pantaslah jika orang-orang yang mengatasnamakan zuhud sebagai ideology
hidupnya. Karena sesungguhnya masih ada yang jauh lebih baik dan patut kita
perjuangkan. Berusaha menjauhkan diri dari kenikmatan dunia demi mendekatkan
diri kepada Allah karena mengharap kenikmatan akhirot yang hakiki karena Allah.
Dengan
nafas yang masih berhembus ini alangkah lebih baik jika kita dapat merenungkan
kembali hal ini, cukup dua rokaat sebelum sholat subuh kita akan mendapatkan
hakikat yang lebih baik daripada dunia dan isinya. Kita mungkin jauh dari
tataran zuhud seperti yang dilakoni para ulama zuhud. Namun setidaknya kita
memahami dan mau berusaha untuk mendekati tataran itu. Jika kita telah memahami
esensi dunia yang sesungguhnya maka dunia ada di tangan kita. Kita tidak akan
pernah terpesona oleh kemilau dunia yang hanya sebatas titipan, kecukupan
hiduplah yang kita dambakan. “Urip kuwi
mung mampir ngombe” demikianlah yang selalu dikataka oleh ulama jawa dan
lantunan pujian setiap hendak menuju sholat jamaah.
“Allohummaj’aliddunya
fi aidina, wa la taj’alha fi qulubina.” Yaa Allah, jadikanlah dunia (harta, kekuasaan) berada
di tanganku, dan janganlah Engkau menjadikannya ada di hatiku. Amin.
Wassalamualaikum warohatullohi wabarokatuh…
Komentar