Langsung ke konten utama

KEUTAMAAN ORANG YANG BERILMU dan PENUNTUT ILMU



Di dalam al-Quran surat al-Mujadalah ayat 11 Alloh ta’ala berfirman (yang terjemahan tafsirnya):  “... Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”. Dalam ayat tersebut Alloh ta’ala menjelaskan bahwa orang yang beriman diangkat derajatnya, sedangkan orang yang berilmu diangkat beberapa derajat. Hal ini menunjukkan apresiasi tinggi yang diberikan oleh Alloh ta’ala khusus kepada orang yang berilmu.

Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “satu orang alim (ahli ilmu) itu lebih berat (untuk digoda) bagi syaitan daripada 1000 orang ahli ibadah (yang tidak berilmu)” (HR. at-Tirmidzi). “Keutamaan orang berilmu dibanding orang yang ahli ibadah adalah bagaikan keutamaan rembulan mengalahkan bintang-bintang” (HR. Abu Dawud).
Orang yang alim, dengan ilmunya, ia bisa memberi pencerahan bagi orang lain. Ia bisa mengajarkan mana yang benar mana yang salah. Sedangkan seorang ahli ibadah yang rajin beribadah namun ia mengerjakannya tanpa ilmu, ia hanya akan menyesatkan orang lain karena ibadah yang ia lakukan tidak sesuai dengan syari’at atau tata cara yang sudah ditentukan dalam agama Islam.

Selain itu, di dalam kitab hadis Shohih al-Jami’ juga diterangkan bahwa Alloh ta’ala memudahkan jalan menuju surga bagi seseorang yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu.Tentu, karena dengan menuntut ilmu, seseorang akan tahu mana yang wajib mana yang haram sehingga ia akan mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Alloh ta’ala dan menjahui apa yang dilarang oleh Nya.

Selanjutnya, dari segi kemanfaatannya, ilmu itu ada tiga macam:

Pertama, ilmu yang tidak bermanfaat. yaitu jika seseorang mempunyai ilmu tapi ia tidak mengamalkannya sehingga ilmu itu tidak bisa memberikan faedah kepada dirinya, apalagi kepada orang lain. Contoh: seseorang mengetahui bahwa sholat itu wajib dan jika tidak dikerjakan akan mendapatkan dosa. Namun ia tidak melaksanakannya. Ia tidak mengamalkan ilmunya. Nanti di akhirat, orang seperti ini akan menyesal. Sudah tahu, gak mau mengamalkan.

Kedua, ilmu yang bermanfaat. Ilmu ini adalah ilmu yang diamalkan oleh pemiliknya sehingga ilmu itu menjadikan pemiliknya lebih berkualitas. Contoh: seseorang mengerti bahwa sholat itu wajib serta tahu tata caranya, kemudian ia mengamalkannya.

Ketiga ilmu yang barokah. Yaitu ilmu yang berguna bagi yang pemiliknya karena ia mengamalkannya dan juga bermanfaat bagi orang lain karena ia mengajarkannya. Contoh: seseorang mengerti ilmu sholat.  Selain ia mengamalkan ilmunya sendiri, ia juga mengajarkannya kepada orang lain sehingga mereka mengerti dan mengamalkan apa yang ia ajarkan. Ilmu seperti inilah yang merupakan salah satu amal yang pahalanya akan mengalir terus-menerus walaupun si empunya sudah meninggal dunia. 

(Oleh: Habib Ahmad, Antropologi Unair 2011)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Dakwah Islam Tingkat Dasar (PMKDI TD) 2019

  “Karena Pemimpin itu dibentuk bukan dilahirkan” PESMA Baitul Hikmah Present: PMKDI (Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Dakwah Islam) Tingkat Dasar MATERI : Pada PMKDI Tingkat Dasar ini insyaallah peserta akan dilatih untuk memiliki jiwa kepemimpinan, menjadi pegiat dakwah Islam yang visioner, mengerti dasar-dasar organisasi, mampu mengelola diri & waktu, serta trampil dalam mengidentifikasi masalah & memberi solusi alternatif. PEMATERI : 📌 Akh. Muwafik Saleh, S.Sos, M.Si (Wakil Dekan FISIP Univ. Brawijaya Malang) 📌 Dr. Raditya Sukmana S.E., M.A. (Ketua Departemen Ekonomi Syariah FEB UNAIR) 📌 Ust. Abdul Hakim, Apt. M.Si. (Dosen UIN Maliki Malang, Ketua UKKI 1997-1998) 📌 Ust. Jabir Abdillah, S.Si. (Direktur Lazis Al-Haromain, Ketua UKKI 1991-1992) 📌 Usth. Masitha, A.S., M.Hum. (Dosen Linguistik FIB UNAIR, Ketua DPP Anshoriyah Persyadha Al-Haromain) 📌 Ust. Nanang Qosim, S.E., MPI. (Koordinator Dewan Syariah Nasiona

KH. DJAZULI UTSMAN (Sang Blawong Pewaris Keluhuran)

Penulis Review           : Moh. Saad Baruqi Pengarang                   : H. Imam Mu’alimin Tahun terbit                 : Agustus 2011 Judul buku                  : KH. DJAZULI UTSMAN (Sang Blawong Pewaris Keluhuran) Kota penerbit              : Ploso Mojo Kediri Penerbit                       : Pondok Pesantren Al Falah Ploso Mojo Kediri Tebal buku                  : 161 Halaman             Mas’ud atau yang lebih populer dikenal dengan sebutan KH. Djazuli Ustman adalah putra dari bapak naib dari Ploso Kediri yang bernama Mas Moh. Ustman Bin Mas Moh. Sahal. Sahal yang akrab dengan sebutan pak Naib ini memiliki kebiasaan rutin yang dilakukan sampai menjelang wafatnya. Bermula dengan bertemunya beliau dengan KH. Ma’ruf Kedunglo yang masih memiliki hubungan saudara dengannya. KH. Ma’ruf berpesan : “ Ustman, apabila kamu ingin anak-anakmu kelak menjadi orang yang berilmu, beramal dan bermanfaat, rajin– rajinlah bersilaturahmi dengan para ‘alim ‘ulama. Kalau tidak anak

Review Buku Quantum Ikhlas, The Power Of Positive Feeling

Judul Buku       :Quantum Ikhlas, The Power Of Positive Feeling Penulis :Erbe Sentanu Penerbit            :Elex Media Komputindo, Jakarta Cetakan           :I, 2007 TEBAL            :xxxvii + 236                                     Quantum Ikhlas, The Power Of Positive Feeling             Halaman Kebahagiaan adalah subjek primordial. Itulah sebagian yang akan diulas dalam buku Quantum Ikhlas, bagaimana mencari kebahagiaan secara praktis, seperti yang tertuang dalam kebijaksanaan nenek moyang, tuntunan agama, maupun penjelasan  ilmiah. Kebahagiaan itu merupakan sifat dasar alamiah atau fitrah manusia dan  karena  itu sewajarnya bisa dengan mudah kita raih.             Buku Quantum Ikhlas akan memandu pembaca untuk mendapat kepastian dalam menjalankan kehidupan, sehingga pembaca dengan lega bisa mengatakan “Ooo... begitu.... Itu sangat mudah”, dan begitu terjadi internal shift pergeseran posisi pandang di dalam, hidup Anda  otomatis  berubah di luar. Hal-hal yan