Hidup bahagia merupakan dambaan setiap manusia. Ada berbagai cara yang ditempuh manusia untuk menggapai hidup bahagia. Ada yang berusaha menggapai kebahagiaan dengan memperbanyak harta, meraih jabatan yang tinggi, meraih gelar pendidikan yang tinggi, atau dengan mendapatkan pasangan hidup yang cantik/ganteng. Namun demikian, tidak sedikit yang justru mendapatkan kesengsaraan dan kesedihan yang tak bertepi. Walaupun sudah kaya, punya jabatan tinggi, gelar keilmuan tinggi, pasangan yang cantik/ganteng, tetapi tetap saja tidak bisa bahagia, hati tidak tenang, senantiasa gundah gulana. Bisa jadi hal tersebut terjadi karena memang jalan atau cara yang diambil tidak benar.
Ustadz Saiful Ulum memberikan resep agar kita bisa mendapatkan kebahagiaan dunia-akhirat. Kuncinya ada dua; “ajeg amale” dan “jejeg atine”.
“Ajeg amale” berarti amal kebaikan yang istiqomah, langgeng, terus-menerus. Kebaikan yang dilakukan terus-menerus akan menjadi karakter seseorang. Contoh; orang yang senantiasa “jujur”, ia pun akan menjadi orang yang jujur. Orang yang suka memberikan bantuan kepada orang lain akan menjadi orang yang dermawan.
Kebaikan yang sedikit yang istiqomah lebih baik dari pada kebaikan yang banyak tapi tidak istiqomah.
Salah satu amal yang “ringan” tetapi jika dilakukan dengan istiqomah akan mempunyai efek yang besar bagi pelakunya adalah “senantiasa menebar senyum, menyenangkan orang lain”. Dalam sebuah riwayat disampaikan bahwa salah satu tanda calon penghuni surga adalah “wajah yang senantiasa tersenyum”. Maksudnya senantiasa membahagiakan orang lain.
“Jejeg atine” berarti mempunyai hati yang baik. Hati yang lunak, hati yang selamat, hati yang jujur. Hati yang senantiasa ingat kepada Alloh ta’ala. Hati yang menjadikan seseorang peduli terhadap sesama. Hati yang mendorong orang untuk senantiasa berbuat baik. Hati yang baik dapat diusahakan dengan memperbanyak dzikr kepada Alloh ta’ala, senantiasa ingat mati dan akhirat, membiasakan berprasangka baik, membiasakan jujur, rendah hati, dan qona’ah.
Hati yang baik bisa diusahakan (insyaalloh) dengan “TOMBO ATI”
1.Moco quran angen-angen sak maknane (membaca al quran dengan mentadabburi/menghayati artinya)
2.Dzikir wingi ingkang suwe (memperbanyak dan memperlama dizkr di waktu malam)
3.Sholat wengi lakonono (menegakkan sholat malam/tahajjud)
4.Kudu weteng ingkang luwe (menjalankan/memperbanyak puasa sunnah)
5.Wong kang sholeh kumpulon (berkumpul dengan orang-orang sholeh, orang-orang baik yang senantiasa mengajak untuk berbuat baik, senantiasa mengajak untuk ingat kepada Alloh ta’ala)
AWAS..!!
Hati yang keras (hati yang mati) ditandai dengan “tidak bisa” menangis (karena dosa yang diperbuat). Keringnya air mata merupakan tanda banyaknya dosa. Banyak dosa disebabkan oleh “lupa mati”. Lupa mati terjadi karena seseorang (terlalu) mencintai dunia. “cinta dunia” inilah pangkal dari segala perbuatan jelek, perbuatan ma’shiat.
Wallohu a’lam bish-showab...
Disarikan dari Pengajian Tarbiyatul Ikhwan,
Selasa 22 Maret 2011 di Musholla Nurul Hidayah
Ustadz Saiful Ulum memberikan resep agar kita bisa mendapatkan kebahagiaan dunia-akhirat. Kuncinya ada dua; “ajeg amale” dan “jejeg atine”.
“Ajeg amale” berarti amal kebaikan yang istiqomah, langgeng, terus-menerus. Kebaikan yang dilakukan terus-menerus akan menjadi karakter seseorang. Contoh; orang yang senantiasa “jujur”, ia pun akan menjadi orang yang jujur. Orang yang suka memberikan bantuan kepada orang lain akan menjadi orang yang dermawan.
Kebaikan yang sedikit yang istiqomah lebih baik dari pada kebaikan yang banyak tapi tidak istiqomah.
Salah satu amal yang “ringan” tetapi jika dilakukan dengan istiqomah akan mempunyai efek yang besar bagi pelakunya adalah “senantiasa menebar senyum, menyenangkan orang lain”. Dalam sebuah riwayat disampaikan bahwa salah satu tanda calon penghuni surga adalah “wajah yang senantiasa tersenyum”. Maksudnya senantiasa membahagiakan orang lain.
“Jejeg atine” berarti mempunyai hati yang baik. Hati yang lunak, hati yang selamat, hati yang jujur. Hati yang senantiasa ingat kepada Alloh ta’ala. Hati yang menjadikan seseorang peduli terhadap sesama. Hati yang mendorong orang untuk senantiasa berbuat baik. Hati yang baik dapat diusahakan dengan memperbanyak dzikr kepada Alloh ta’ala, senantiasa ingat mati dan akhirat, membiasakan berprasangka baik, membiasakan jujur, rendah hati, dan qona’ah.
Hati yang baik bisa diusahakan (insyaalloh) dengan “TOMBO ATI”
1.Moco quran angen-angen sak maknane (membaca al quran dengan mentadabburi/menghayati artinya)
2.Dzikir wingi ingkang suwe (memperbanyak dan memperlama dizkr di waktu malam)
3.Sholat wengi lakonono (menegakkan sholat malam/tahajjud)
4.Kudu weteng ingkang luwe (menjalankan/memperbanyak puasa sunnah)
5.Wong kang sholeh kumpulon (berkumpul dengan orang-orang sholeh, orang-orang baik yang senantiasa mengajak untuk berbuat baik, senantiasa mengajak untuk ingat kepada Alloh ta’ala)
AWAS..!!
Hati yang keras (hati yang mati) ditandai dengan “tidak bisa” menangis (karena dosa yang diperbuat). Keringnya air mata merupakan tanda banyaknya dosa. Banyak dosa disebabkan oleh “lupa mati”. Lupa mati terjadi karena seseorang (terlalu) mencintai dunia. “cinta dunia” inilah pangkal dari segala perbuatan jelek, perbuatan ma’shiat.
Wallohu a’lam bish-showab...
Disarikan dari Pengajian Tarbiyatul Ikhwan,
Selasa 22 Maret 2011 di Musholla Nurul Hidayah
Komentar