Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2011

PESAN pak MARKUAT

Saat pulang ke Madiun Kota Gadis, seringkali saya menyempatkan diri untuk bersilaturrahim ke rumah Hamim, teman saya waktu di MA Walisongo dulu. Ketika saya berkunjung ke rumahnya, hampir selalu bertemu juga dengan bapaknya, nama beliau; Pak Markuat. Belakangan saya tahu bahwa Pak Markuat adalah teman Pak De saya. Selain ngobrol ngalor ngidul dengan Hamim teman saya itu, tak jarang Pak Markuat ikut nimbrung. Saling bertukar kabar, guyon, dan bla bla bla. Di tengah-tengah obrolan, Pak Markuat, sebagai orang tua, sering berpesan kepada saya. Pesan yang paling kuat terpatri di memori saya ada dua, namun ada satu pesan yang berkali-kali beliau sampaikan. Pesan itu adalah: "ojo dolanan wedo-an, marai rusak sekabeyane". Pesan itu beliau sampaikan berulang-ulang, hampir setiap kali saya maen ke sana. . . . . . . Ketika mondok di Pondok Pesantren Darussalam Mekar Agung Madiun dulu, Mbah Yai sering pesan kepada kami, santri laki-laki. Pesan beliau,-aw kama qola-, s...

Mengapa Kita Lebih Takut Sanksi FIFA? Sedangkan Sanksi Allah Tidak

Firman Utina cs boleh jadi sedih, kerja kerasnya untuk membawa Indonesia memenangi pertandingan melawan Bahrain hanya berbuah kekalahan. Tidak hanya itu kekalahan Indonesia bertambah parah, setelah FIFA berencana memberikan sanksi terhadap PSSI. Pasalnya hanya sebuah mercon. Kembang Api yang dilesakkan para suporter semat membuat jalannya pertandingan terhenti. Wasit berpendapat ledakan petasan mampu mengganggu konsentrasi pemain. PSSI pun panik. Penonton panik sampai SBY pun