Langsung ke konten utama

Review Buku Kun Fayakun Ust. Yusuf Mansur

Reviewer                     : Qoharuddin
Judul Buku                  : Kun Fayakun
Pengarang                   : Yusuf Mansur
Tebal buku                  : 259 Halaman

            Buku yang ditulis oleh Ustadz Yusuf Mansur merupakan salah satu dari bebrapa buku yang pernah ditulis oleh beliau. Buku ini menjelaskan tentang cara-cara Allah subhanahu wa ta’ala menolong hambanya yang dilanda kesulitan dan cobaan-cobaan yang diberikan. Dengan kiat-kiat yang diberikan oleh Yusuf Mansur yang dituliskan dalam buku ini insyaalloh semakin membuat orang-orang menjadi yakin terhadap kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala melalui pertolongan-pertolongan yang diberikan. Karena tidak ada satupun kesulitan bagi Allah dalam mengatur segala urusan, karena dialah Tuhan semesta alam tidak ada yang mustahil baginya termasuk ketika ia memberi pertolongan bagi hambanya.

      Tidak setiap manusia yang mengalami kesulitan akan ditolong oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Sedangkan untuk mendapatkan pertolongannya, dalam buku ini dijelaskan berbagai kiat yang dapat dilakukan supaya dimudahkan oleh segala kesulitan yang kita alami dan segala hajat hidup yang ingin kita raih. Selalu berdzikir, mengingat namanya adalah kunci utama dalam meraih pertolongannya, berbagai upaya dapat dilakukan asalkan tetap dalam rangka untuk berdzikir kepada Allah menata hati dan niat untuk benar-benar taqarrub atau mendekat kepadanya. Meskipun berada dalam posisi sesulit apapun, banyak tekanan yang seakan-akan menghimpit kita kita diharapkan untuk selalu mengingat Allah, begitupula ketika kita mendapat kelapangan rizki, kelancaran dalam setiap urusan baik dalam urusan pekerjaan maupun urusan pendidikan maka akan lebih baik jika kita selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan selalu bersyukur dan selalu yakin bahwa apa yang diraih saat ini merupakan pemerian Allah semata. Terutama dalam urusan harta, harta juga bisa menjadi boomerang bagi kehidupan kita apabila kita tidak bersyukur kepada Allah, tidak mensedekahkannya dijalan Allah.

            Ustadz Yusuf Mansur ini merupakan tipe pendakwah yang selalu menekankan sedeqah dalam setiap ceramahnya. Pendiri Pesantren Al Qur’an Daarul Qur’an ini selalu melihat bahwa setiap kesulitan yang dialami maka hendaknya kita selalu bersedeqah karena memang biasanya banyak mengeluh terkait urusan harta yang dimiliki, entah itu terkait hutang, usaha yang tidak berkembang dan lain sebagainya. Maka kita dianjurkan untuk selalu mengeluarkan sedeqah yang Insyaallah nanti hartanya semakin berkurang, namun ketika kita yakin kepada Allah pasti apa yang kita keluarkan akan dibalas oleh Allah Penguasa Alam dan pemilik seluruh yang ada di bumi dan yang ada diseluruh alam. Bahkan anjuran untuk bersedeqah juga dipertegas oleh motivator Ippo Santosa dengan pernyataan berikut “sedeqah yang ekstrem akan dibalas secara ekstrem pula oleh Allah”, maka jangan diragukan lagi kebesaran Allah jika kita ragu maka hilangkan perasaan tersebut supaya kita bukan termasuk orang-orang zalim kepada Allah. Sedeqah merupakan bentuk dari rasa syukur kita kepada Allah, seperti yang terdapat Al Quran Surat Ibrahim ayat 7, dalam ayat tersebut Allah berjanji untuk menambahkan nikmat yang telah ia berikan jika seseorang selalu bersyukur kepadanya dan apabila nikmat tersebut malah diingkari oleh manusia maka Allah juga berjanji terhadap siksannya yang amat pedih, naudzubillah min dzalik. Memang manusia itu tempatnya salah dan dosa, tapi kita diberikan pedoman dalam menjalankan kehidupan ini sehingga kita setidaknya tidak kebablasan dalam melakukan kesalahan maupun ketika berbuat dosa.

            Selain itu, untuk meraih pertolongan Allah kita juga harus memperbaiki ibadah kita baik ibadah fardhu maupun ibadah yang sunnah.  Sering kita temui orang-orang yang melaksanakan sholat hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban, lebih baik daripada tidak sholat. Tapi melaksanakan sholat lima waktu secara on time juga tidak salahnya bahkan lebih baik karena pahalanya tidak hanya karena menjalankan sholat tetapi juga diberi pahala karena monomer satukan perintah Allah, ya meskipun saya sendiri selaku penulis tidak selalu on time tetapi memang wejangan Ustad Yusuf Mansur ini ada benarnya. Selalu perhatikan sholat kita, saya sendiri juga berusaha untuk selalu beristiqomah untuk melaksanakan sholat diawal waktu secara berjama’ah. Belum lagi sholat sunnah kita, Tahajjud, Dhuha, Taubat, hajat dan sholat-sholat sunnah yang lain mestinya juga dilaksanakan secara istiqomah terutama bagi yang punya hajat tertentu, yakin saja bahwa Allah akan menolong kita apabila kita selalu mendekatkan diri kepadanya. Dan semoga kita bukan termasuk orang-orang yang zalim yang memohon pertolongan kepada selain Allah. Amiin….

            Saya sendiri juga pernah membuktikan apa yang dianjurkan dalam buku ini yaitu memperbaiki sholat. Saya punya dua orang teman sebut saja si A dan si B, mereka tidak saling mengenal namun keduanya memiliki permasalahan hidup yang sama yaitu urusan pekerjaan. keduanya menganggur dan belum mendapat pekekerjaan hampir lebih dari satu tahun. Si A dan si B menurut pengamatan saya ibadahnya masih kurang dilihat dari sholat fardhu yang hanya dilaksanakan lima kali dalam sehari namun sering tidak dilaksanakan. Kemudian saya selalu menekankan kepada mereka untuk meningkatkan kulaitas ibadahnya melalui minimal sholat fardhunya, respon keduanya berbeda, si A Alhamdulillah mau berusaha untuk tidak meninggalkan sholat meskipun pada kenyataannya masih ada yang bolong, tetapi si B masih saja tidak mau berupaya meningkatkan sholatnya. Hasil yang ditunjukkan pun berbeda, si A kini telah memperoleh pekerjaan di bagian Administrasi di sebuah pabrik di Kabupaten Karawang Jawa Barat, namun si B hingga saat ini masih belum memiliki pekerjaan. meskipun si A ini juga masih bolong tapi Insyaalloh ia nantinya akan tetap berupaya menggenapkan sholatnya yang belum maksimal menjadi maksimal ibadahnya. Saya sendiri meyakini bahwa hal tersebut erat kaitannya dengan ibadah yang dilakukan antara si A yang mau berupaya memperbaiki sholatnya dengan si B yang belum mau berupaya untuk itu. Semoga Allah memberikan hidayah kepada si B sehingga ia mau berupaya memperbaiki ibadahnya.

Allahu a’lam bishowwab……..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Dakwah Islam Tingkat Dasar (PMKDI TD) 2019

  “Karena Pemimpin itu dibentuk bukan dilahirkan” PESMA Baitul Hikmah Present: PMKDI (Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Dakwah Islam) Tingkat Dasar MATERI : Pada PMKDI Tingkat Dasar ini insyaallah peserta akan dilatih untuk memiliki jiwa kepemimpinan, menjadi pegiat dakwah Islam yang visioner, mengerti dasar-dasar organisasi, mampu mengelola diri & waktu, serta trampil dalam mengidentifikasi masalah & memberi solusi alternatif. PEMATERI : 📌 Akh. Muwafik Saleh, S.Sos, M.Si (Wakil Dekan FISIP Univ. Brawijaya Malang) 📌 Dr. Raditya Sukmana S.E., M.A. (Ketua Departemen Ekonomi Syariah FEB UNAIR) 📌 Ust. Abdul Hakim, Apt. M.Si. (Dosen UIN Maliki Malang, Ketua UKKI 1997-1998) 📌 Ust. Jabir Abdillah, S.Si. (Direktur Lazis Al-Haromain, Ketua UKKI 1991-1992) 📌 Usth. Masitha, A.S., M.Hum. (Dosen Linguistik FIB UNAIR, Ketua DPP Anshoriyah Persyadha Al-Haromain) 📌 Ust. Nanang Qosim, S.E., MPI. (Koordinator Dewan Syariah Nasiona

KH. DJAZULI UTSMAN (Sang Blawong Pewaris Keluhuran)

Penulis Review           : Moh. Saad Baruqi Pengarang                   : H. Imam Mu’alimin Tahun terbit                 : Agustus 2011 Judul buku                  : KH. DJAZULI UTSMAN (Sang Blawong Pewaris Keluhuran) Kota penerbit              : Ploso Mojo Kediri Penerbit                       : Pondok Pesantren Al Falah Ploso Mojo Kediri Tebal buku                  : 161 Halaman             Mas’ud atau yang lebih populer dikenal dengan sebutan KH. Djazuli Ustman adalah putra dari bapak naib dari Ploso Kediri yang bernama Mas Moh. Ustman Bin Mas Moh. Sahal. Sahal yang akrab dengan sebutan pak Naib ini memiliki kebiasaan rutin yang dilakukan sampai menjelang wafatnya. Bermula dengan bertemunya beliau dengan KH. Ma’ruf Kedunglo yang masih memiliki hubungan saudara dengannya. KH. Ma’ruf berpesan : “ Ustman, apabila kamu ingin anak-anakmu kelak menjadi orang yang berilmu, beramal dan bermanfaat, rajin– rajinlah bersilaturahmi dengan para ‘alim ‘ulama. Kalau tidak anak

Review Buku Quantum Ikhlas, The Power Of Positive Feeling

Judul Buku       :Quantum Ikhlas, The Power Of Positive Feeling Penulis :Erbe Sentanu Penerbit            :Elex Media Komputindo, Jakarta Cetakan           :I, 2007 TEBAL            :xxxvii + 236                                     Quantum Ikhlas, The Power Of Positive Feeling             Halaman Kebahagiaan adalah subjek primordial. Itulah sebagian yang akan diulas dalam buku Quantum Ikhlas, bagaimana mencari kebahagiaan secara praktis, seperti yang tertuang dalam kebijaksanaan nenek moyang, tuntunan agama, maupun penjelasan  ilmiah. Kebahagiaan itu merupakan sifat dasar alamiah atau fitrah manusia dan  karena  itu sewajarnya bisa dengan mudah kita raih.             Buku Quantum Ikhlas akan memandu pembaca untuk mendapat kepastian dalam menjalankan kehidupan, sehingga pembaca dengan lega bisa mengatakan “Ooo... begitu.... Itu sangat mudah”, dan begitu terjadi internal shift pergeseran posisi pandang di dalam, hidup Anda  otomatis  berubah di luar. Hal-hal yan